
Sumber Gambar: Raymond Hennessy
- Kesalahan Dalam Membasmi Hama untuk mengetahui beberapa kesalahan dalam membasmi hama.
- Membuat Perangkap Tikus Sawah untuk mengetahui cara membuat perangkat bagi hama tikus sawah
Serangan tikus sawah yang tidak bisa dikendalikan dapat berimbas pada kegagalan hasil panen yang akan sangat merugikan. Tikus sawah atau Rattus argentiventer dapat menyerang tanaman padi, jagung, kacang tanah, kedelai dan juga umbi-umbian. Biasanya, hama yang satu ini mulai menyerang tanaman pada saat malam hari. Berbagai upaya seperti teknik emposan serta penggunaan jebakan ternyata belum efektif untuk mengendalikan hama tikus. Maka dari itu, dibutuhkan musuh alami tikus untuk mengatasi masalah tersebut. Predator alami tikus yang paling efektif ialah burung hantu. Lalu bagaimana cara menggunakan burung hantu untuk mengendalikan tikus sawah?
Mangsa Spesifik Burung Hantu
Perlu Sobat Tania ketahui bahwa tikus adalah makanan spesifik bagi burung hantu (tyto alba). Melakukan penangkaran burung hantu merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan OPT secara hayati (biological control). Meski begitu, tetap harus ada campur tangan manusia di dalamnya. Pemanfaatan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus di area persawahan tentu saja akan lebih ramah lingkungan karena burung hantu merupakan agen hayati. Burung hantu juga merupakan hewan nokturnal yang terbiasa mencari makanan pada malam hari, sehingga dinilai tepat untuk memberantas hama tikus. Tahukah Sobat Tania bahwa burung hantu dapat memakan 2-5 ekor tikus dalam sehari? Cara penangkaran burung hantu yang tepat diharapkan dapat membantu para petani untuk mengendalikan hama tikus. Selain itu, penangkaran burung hantu juga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengendali OPT dalam kegiatan budidaya tanaman pangan.
Upaya Penangkaran Burung Hantu
Saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan berbagai upaya konservasi untuk mengoptimalkan peran burung hantu dalam mengendalikan hama tikus. Tindakan konservasi yang bisa dilakukan di antaranya adalah dengan membangun rumah burung hantu (rubuha) untuk tempat singgah dan bereproduksi bagi burung hantu di sekitar area persawahan. Kampanye untuk mengurangi perburuan burung hantu dengan alasan komersil juga sangat penting untuk dilakukan. Kandang karantina atau kandang penangkaran burung hantu juga dapat dibangun untuk merawat burung hantu yang lemah atau terluka serta untuk menangkarkan burung hantu yang didatangkan dari luar daerah. Upaya konservasi dan penangkaran yang tepat akan meningkatkan peran ekologis agen hayati yang satu ini. Upaya Kementerian Pertanian untuk membangun rumah burung hantu hampir di semua provinsi di Indonesia saat ini sudah mulai terasa manfaatnya. Ratusan rubuha telah diletakkan di lahan tanaman pangan daerah endemis serangan hama tikus. Diharapkan, upaya ini dapat membantu para petani untuk mengendalikan hama tikus secara efektif.
Itulah beberapa informasi mengenai pengendalian hama tikus dengan menggunakan burung hantu. Cara ini tentu saja sangat ramah lingkungan dan aman untuk tanaman pangan di Indonesia. Ayo, dukung cara-cara inovatif untuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan fitur menarik seperti ‘Identifikasi’ di Aplikasi Dokter Tania untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman hanya dengan mengambil gambarnya saja. Semoga bermanfaat!



